Arsitektur adalah ilmu dan seni perencanaan dan perancangan
lingkungan binaan (artefak), mulai dari lingkup makro—seperti perencaan
dan perancangan kota, kawasan, lingkungan, dan lansekap—hingga lingkup
mikro—seperti perencanaan dan perancangan bangunan, interior, perabot,
dan produk. Dalam arti yang sempit, arsitektur sering kali diartikan
sebagai ilmu dan seni perencanaan dan perancangan bangunan. Dalam
pengertian lain, istilah “arsitektur” sering juga dipergunakan untuk
menggantikan istilah “hasil-hasil proses perancangan”.
Jika ilmu dan seni perencanaan dan perancangan lingkungan binaan
(artefak) dinamai “arsitektur”, orang yang mempunyai keahlian dan
berkecimpung di dalam bidang tersebut dinamai “arsitek”. Jadi, arsitek
adalah orang yang mempunyai keahlian dan berkecimpung di dalam ilmu dan
seni perencanaan dan perancangan lingkungan binaan (artefak)—seperti
perencanaan dan perancangan kota, kawasan, lingkungan, lansekap,
bangunan, interior, perabot, dan produk.
SEKILAS SEJARAH ISTILAH DAN PENDIDIKAN ARSITEKTUR
Istilah “arsitektur” mulai diperkenalkan pada sekitar abad I sebelum
masehi. Marcus Vitruvius Pollio (88 SM – 26 SM), yang kemudian dijuluki
sebagai “Bapak Arsitektur”, memperkenalkan istilah “arsitektur” melalui
bukunya yang berjudul De Architectura. Namun, pada dasarnya,
sejak generasi pertamanya manusia sudah berarsitektur, dalam batas
pengertian bahwa arsitektur berkaitan dengan perencanaan dan perancangan
lingkungan binaan. Jejak-jejak peninggalan arsitektur dari masa lampau,
yang dapat dilacak pada saat ini, menunjukkan bahwa umat manusia telah
berarsitektur (menghasilkan lingkungan binaan) sejak ribuan tahun
sebelum masa kehidupan Vitruvius, ditandai dengan banyaknya artefak yang
berasal dari masa-masa sebelum kehidupan Vitruvius—antara lain berupa
hasil-hasil karya arsitektur suku Maya, Toltec, Aztec, Inca, Cina,
Jepang, India, Mesopotamia, dan Mesir.
Sebagai suatu bidang karya, sampai dengan abad 19, arsitektur masih
belum dipisahkan secara tegas dari berbagai bidang lainnya. Tokoh-tokoh
perencana dan perancang lingkungan binaan—seperti Michelangelo—dapat
berperan sebagai arsitek, pelukis, pemahat/pematung, konstruktor. Pada
perkembangan kemudian, bidang engineering dan arsitektur mulai
dipisahkan dari bidang lainnya. Pada 1880-an terjadi pemisahan keahlian
bidang arsitektur—dengan lingkup penekanan pada aspek bentuk, ruang, dan
fungsi—dengan keahlian bidang engineering—dengan lingkup
penekanan pada aspek struktur dan konstruksi dalam perhitungan dan
pelaksanaan pembangunan. Di Indonesia, pendidikan keahlian arsitektur
mulai mandiri sejak awal dekade 1950, ditandai dengan berdirinya Jurusan
Arsitektur pada Institut Teknologi Bandung.
ARSITEKTUR SEBAGAI ILMU DAN SENI
Sebagai suatu seni, arsitektur tidak dapat dilepaskan dari berbagai
kaidah seni. Prinsip-prinsip keindahan yang juga merupakan kaidah dasar
di dalam bidang seni lainnya—seperti kesatuan, keseimbangan, keserasian,
irama—juga dipergunakan sebagai kaidah dasar di dalam arsitektur.
Perwujudan arsitektur merupakan hasil manifestasi nilai-nilai seni. Itu
sebabnya, pada sebagian perguruan tinggi di mancanegara, arsitektur
dikelompokkan ke dalam fakultas seni atau sejenisnya.
Berbeda dengan bidang seni rupa atau seni lainnya yang dikelompokkan ke dalam seni murni (pure art), arsitektur dikelompokkan pada ‘seni terpakai’ (applied art).
Pengelompokan arsitektur ke dalam ‘seni terpakai’ ini tidak dimaksudkan
untuk mengartikan bahwa seni lainnya bukanlah seni yang tidak terpakai
atau seni yang tidak bermanfaat, namun lebih dimaksudkan pada kenyataan
bahwa arsitektur sebagai bidang seni yang berkaitan dengan perencanaan
dan perancangan wadah yang akan dipergunakan manusia di dalam melakukan
kegiatannya. Berbeda dengan orientasi seni lukis—yang menghasilkan karya
berwujud dua dimensi (dwimatra)—dan seni pahat atau seni patung yang
menghasilkan karya berwujud massa tiga dimensi (trimatra), orientasi
arsitektur adalah menghasilkan karya ruang dan massa tiga dimensi
(trimatra) yang menekankan hakikat dan keberadaan serta efek ruang
sebagai wadah yang akan dipergunakan manusia di dalam melakukan
kegiatannya.
Sebagai suatu ilmu, arsitektur tidak dapat dilepaskan dari berbagai
kaidah keilmuan maupun bidang ilmu lainnya. Karena merupakan ilmu
perencanaan dan perancangan lingkungan binaan yang menjadi wadah bagi
kegiatan manusia—yang lengkap dengan seluruh sifat manusiawinya—maka
arsitektur tidak dapat dilepaskan dari kaidah berbagai ilmu yang
menyangkut aspek kemanusiawian—seperti psikologi, sosiologi,
antropologi, filsafat, ergonomi, dan ekonomi. Perwujudan hasil karya
arsitektur merupakan penerapan kaidah berbagai ilmu yang menyangkut
aspek kemanusiawian tersebut. Oleh karena itu, calon arsitek juga perlu
bidang-bidang ilmu tersebut. Pada sebagian perguruan tinggi di
mancanegara, arsitektur dikelompokkan ke dalam fakultas sosial atau
sejenisnya.
Karena merupakan ilmu perencanaan dan perancangan lingkungan binaan
yang akan dibangun dengan cara atau rekayasa ataupun teknologi tertentu
dan yang harus menjamin keselamatan bagi manusia pemakainya maka
arsitektur tidak dapat dilepaskan dari kaidah ilmu teknik—seperti
struktur dan konstruksi, rekayasa dan teknologi pembangunan Itu
sebabnya, pada sebagian perguruan tinggi, arsitektur dikelompokkan ke
dalam fakultas teknik atau sejenisnya.
DUNIA KEKARYAAN ARSITEK
Bidang karya arsitektural relatif sangat luas. Arsitek dapat berperan di dalam mendukung Perencanaan Kota (Urban Planning), dapat berperan di dalam mendukung Perancangan Kota (Urban Design),
dapat berperan di dalam Perencanaan dan Perancangan Lingkungan/Kawasan,
dapat berperan di dalam Perencanaan dan Perancangan Bangunan,
Perancangan Interior (Ruang Dalam) Bangunan, Perancangan Taman,
Perancangan Meubel, dapat berperan sebagai Pelaksana Pembangunan
(Kontraktor), dapat berperan di dalam Perusahaan Perabot (Meubel), dapat berperan sebagai Surveyor dan/atau Quantity Surveyor
untuk memprakirakan anggaran dan biaya pembangunan, dapat berperan
sebagai Tenaga Pendidik, dapat berperan sebagai Peneliti, arsitek dapat
berperan di dalam Industri Bahan Bangunan, dan dapat berperan di dalam
bidang jasa konstruksi lain.
sumber : http://ft.uajy.ac.id/arsitek/dunia-ars/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar